Makalah tentang HIV/AIDS
HIV/ AIDS
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Kemajuan
dunia pada zaman sekarang ini banyak membuat rakyat – rakyat miskin dan banyak
orang yang terjerumus kedalam dunia yang gelap seperti NAPZA dan terkena
virus HIV / AIDS. Baik dikalangan muda / remaja maupun kalangan –
kalangan lanjut usia. Yang mana penyakit
HIV / AIDS itu sangat berbahaya bagi mereka sampai sekarang orang
– orang di bidang kesehatan belum menemukan obatnya, sebagai jalan untuk
penderita. penyakit HIV / AIDS adalah dengan menempuh kematian.
Menurut ilmu kedokteran HIV / AIDS adalah satu – satunya penyakit yang amat ditakuti oleh orang – orang yang terjerumus didunia gelap maupun orang – orang yang tidak berada didunia kegelapan. Karena dunia kegelapan tidak menjamin masa depan yang cerah dan tentram. Dan pada zaman modern sekarang ini penyalahgunaan Narkotika dan penyakit HIV / AIDS telah menyebar keseluruh pelosok – pelosok yang tidak pernah mengenal penyakit HIV / AIDS sekarang mereka telah mengenal dan memakai obat yang berbahaya dengan mereka pun tidak tahu apa dampak penyakit HIV / AIDS tersebut.
Menurut ilmu kedokteran HIV / AIDS adalah satu – satunya penyakit yang amat ditakuti oleh orang – orang yang terjerumus didunia gelap maupun orang – orang yang tidak berada didunia kegelapan. Karena dunia kegelapan tidak menjamin masa depan yang cerah dan tentram. Dan pada zaman modern sekarang ini penyalahgunaan Narkotika dan penyakit HIV / AIDS telah menyebar keseluruh pelosok – pelosok yang tidak pernah mengenal penyakit HIV / AIDS sekarang mereka telah mengenal dan memakai obat yang berbahaya dengan mereka pun tidak tahu apa dampak penyakit HIV / AIDS tersebut.
Seperti yang kita ketahui, kalau sebagian
besar orang yang terinfeksi HIVAIDS adalah generasi muda yang produktif ,
padahal mereka adalah harapan bangsa. Nah, salah satu pencegahan yang bisa
dilakukan adalah dengan mengisi waktu luang generasi muda melalui kegiatan dan
aktifitas positif, salah satunya adalah ikut kegiatan pramuka. Dalam
kegiatan pramuka kita dapat melakukan upaya pencegahan penularan HIV/AIDS
sedini mungkin. Selama ini pramuka hanya dikenal sebagai kegiatan berkemah,
tepuk tangan dan nyanyi-nyanyi saja, tetapi kalau ternyata kegiatan pramuka
juga dapat menjadi cara untuk mencegah penularan HIV/AIDS khususnya generasi
muda. oleh karena itu dalam makalah ini akan dibahas mengenai pengertian
HIV/AIDS, penderita HIV/AIDS di Indonesia, cara penularan HIV/AIDS, dan cara
pencegahannya melalui kegiatan pramuka.
B. Rumusan
Masalah
1.
Apakah HIV/ AIDS itu?
2.
Bagaimanakah penyebaran virus HIV/ AIDS
di Indonesia?
3.
Bagaimana HIV dapat ditularkan?
4.
Bagaimana melindungi diri dari penularan
AIDS?
5.
Bagaimanakah
peran pramuka daalam mencegah HIV/AIDS?
C. Tujuan
Penulisan Makalah
1.
Menjelaskan pengertian HIV/ AIDS.
2.
Menjelaskan kondisi Indonesia dalam
HIV/AIDS.
3. Menjelaskan
cara penularan HIV/AIDS.
4.
Menjelaskan
upaya-upaya melindungi diri dari infeksi HIV dan penyakit AIDS.
5.
Menjelaskan
peran pramuka dalam mencegah HIV/AIDS.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian HIV/ AIDS
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah Virus yang menyerang sistim kekebalan tubuh manusia yang menyebabkan
timbulnya AIDS. Virus HIV ditemukan dalam cairan
tubuh terutama pada darah, cairan sperma, cairan vagina dan air susu ibu.
HIV
merupakan retrovirus yang menjangkiti sel-sel sistem kekebalan tubuh manusia,
terutama CD4 positive T-sel dan macrophages (komponen-komponen utama sistem
kekebalan sel) dan menghancurkan atau mengganggu fungsinya. Infeksi virus ini
mengakibatkan terjadinya penurunan sistem kekebalan yang terus-menerus, yang akan
mengakibatkan defisiensi kekebalan tubuh.
CD
4 adalah sebuah marker atau penanda yang berada di permukaan sel-sel darah
putih manusia, terutama sel-sel limfosit. CD4 pada orang dengan sistem
kekebalan yang menurun menjadi sangat penting, karena berkurangnya nilai CD4
dalam tubuh manusia menunjukkan berkurangnya sel-sel darah putih atau limfosit
yang seharusnya berperan dalam memerangi infeksi yang masuk ke tubuh manusia.
Pada orang dengan sistem kekebalan yang baik, nilai CD4 berkisar antara
1400-1500. Sedangkan pada orang dengan sistem kekebalan yang terganggu (misal
pada orang yang terinfeksi HIV) nilai CD 4 semakin lama akan semakin menurun
(bahkan pada beberapa kasus bisa sampai nol).
Sel
yang mempunyai marker CD4 di permukaannya berfungsi untuk melawan berbagai
macam infeksi. Di sekitar kita banyak sekali infeksi yang beredar, entah itu
berada dalam udara, makanan ataupun minuman. Namun kita tidak setiap saat
menjadi sakit, karena CD4 masih bisa berfungsi dengan baik untuk melawan
infeksi ini. Jika CD4 berkurang, mikroorganisme yang patogen di sekitar kita
tadi akan dengan mudah masuk ke tubuh kita dan menimbulkan penyakit pada tubuh
manusia.
Sistem
kekebalan dianggap defisien ketika sistem tersebut tidak dapat lagi menjalankan
fungsinya dalam memerangi infeksi dan penyakit- penyakit. Orang yang kekebalan
tubuhnya defisien (Immunodeficient) menjadi lebih rentan terhadap berbagai
ragam infeksi, yang sebagian besar jarang menjangkiti orang yang tidak
mengalami defisiensi kekebalan. Penyakit-penyakit yang berkaitan dengan
defisiensi kekebalan yang parah dikenal sebagai “infeksi oportunistik” karena
infeksi-infeksi tersebut memanfaatkan sistem kekebalan tubuh yang melemah.
AIDS
merupakan penyakit yang paling ditakuti pada saat ini. HIV
merupakan virus yang menyebabkan penyakit ini, merusak sistem pertahanan tubuh
(sistem imun), sehingga orang-orang yang menderita penyakit ini kemampuan untuk
mempertahankan dirinya dari serangan penyakit menjadi berkurang. Seseorang yang
positif mengidap HIV, belum tentu mengidap AIDS. Banyak kasus di mana seseorang
positif mengidap HIV, tetapi tidak menjadi sakit dalam jangka waktu yang lama.
Namun, HIV yang ada pada tubuh seseorang akan terus merusak sistem imun.
Akibatnya, virus, jamur dan bakteri yang biasanya tidak berbahaya menjadi
sangat berbahaya karena rusaknya sistem imun tubuh.
AIDS (Acquired Immune Deficiency
Syndrome) adalah kumpulan gejala penurunan
kekebalan tubuh, sehingga tubuh rentan terhadap penyakit lain yang mematikan.
AIDS disebabkan oleh Virus (Jasad Sub
Renik) yang disebut dengan HIV. sedangkan HIV (Human Immunodeficiency Virus) itu sendiri
adalah Virus yang menyerang sistem
kekebalan tubuh manusia yang menyebabkan timbulnya AIDS.
Istilah
AIDS dipergunakan untuk tahap- tahap infeksi HIV yang paling lanjut. Sebagian
besar orang yang terkena HIV, bila tidak mendapat pengobatan, akan menunjukkan
tanda-tanda AIDS dalam waktu 8-10 tahun. AIDS diidentifikasi berdasarkan
beberapa infeksi tertentu, yang dikelompokkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia
(World Health Organization) sebagai berikut:
·
Tahap I penyakit HIV tidak menunjukkan
gejala apapun dan tidak dikategorikan sebagai AIDS.
·
Tahap II (meliputi manifestasi
mucocutaneous minor dan infeksi-infeksi saluran pernafasan bagian atas yang
tidak sembuh- sembuh)
·
Tahap III (meliputi diare kronis yang
tidak jelas penyebabnya yang berlangsung lebih dari satu bulan, infeksi bakteri
yang parah, dan TBC paru-paru), atau
·
Tahap IV (meliputi Toksoplasmosis pada
otak, Kandidiasis pada saluran tenggorokan (oesophagus), saluran pernafasan
(trachea), batang saluran paru-paru (bronchi) atau paru-paru dan Sarkoma
Kaposi). Penyakit HIV digunakan sebagai indikator AIDS.
2.
HIV/AIDS di Indonesia
Dari tahun ke
tahun kasus HIV maupun kasus AIDS di Indonesia semakin bertambah jumlahnya,
bahkan hingga September 2009 saja telah menembus angka 18.442 kasus
di 300 kabupaten atau kota dan 32 provinsi di Indonesia [data dari P2PL].
Rate kasus Aids
secara nasional sampai dengan 30 September adalah per 8,15 per 100 ribu
penduduk (dengan berdasarkan data BPS penduduk Indonesia sebesar 227.132.350
jiwa) dengan ODHA yang meninggal tercatat 20,1 persen.
Kasus Aids
tertinggi terdapat di provinsi Papua (17,9 kali angka nasional), Bali (5,3 kali
angka nasional), DKI Jakarta (3,8 kali angka nasional), Kep. Riau (3,4 kali
angka nasional), Kalimantan Barat (2,2 kali angka nasional), Maluku (1,8 kali
angka nasional), Papua Barat (1,3 kali angka nasional), Kep. Bangka Belitung
(1,4 kali angka nasional), Riau (1,0 kali angka nasional), DI Yogyakarta dan
Sulawesi Utara (1,0 kali angka nasional) DI Yogyarta, Jawa Timur, Jawa Barat
dan Sulawesi Utara (1,0 kali angka nasional) [data dari BPS dan P2PL].
Ada
beberapa alasan mengapa penyebaran HIV AIDS di Indonesia cukup tinggi, antara lain disebabkan
karena:
·
Meluasnya pelacuran
·
Peningkatan hubungan seks pra nikah (sebelum
menikah) dan ekstra marital (di luar nikah seperti melalui pelacuran)
·
Prevalensi
penyakit menular seksual yang tinggi
·
Penggunaan
jarum suntik yang tidak steril
3.
Penularan HIV
Bila
seseorang telah seropositif terhadap HIV, maka dalam tubuhnya telah mengandung
HIV. Dalam jumlah besar HIV terdapat dalam darah, cairan vagina, air mani serta
produk darah lainnya. Apabila sedikit
darah atau cairan tubuh lain dari pengidap HIV berpindah secara langsung ke
tubuh orang lain yang sehat, maka ada kemungkinan orang lain tersebut tertular
AIDS. Cara penularan yang paling umum ialah: senggama, transfusi darah, jarum
suntik dan kehamilan. Penularan
lewat produk darah lain, seperti ludah, kotoran, keringat, dll. secara teoritis
mungkin bisa terjadi, namun resikonya sangat kecil.
a. Penularan
lewat senggama :
Pemindahan
yang paling umum
dan paling sering
terjadi ialah melalui
senggama, dimana HIV
dipindahkan melalui cairan
sperma atau cairan
vagina. Adanya luka pada pihak penerima akan memperbesar kemungkinan
penularan. Itulah sebabnya pelaku senggama yang tidak wajar (lewat dubur terutama), yang cenderung lebih
mudah menimbulkan luka,
memiliki kemungkinan lebih besar untuk tertular HIV.
b.
Penularan lewat transfusi darah :
Jika
darah yang ditranfusikan
telah terinfeksi oleh
HIV , maka virus HIV akan ditularkan
kepada orang yang
menerima darah, sehingga
orang itupun akan terinfeksi virus HIV. Risiko penularan
melalui transfusi darah ini hampir 100 %.
c.
Penularan lewat jarum suntik :
Model penularan lain secara teoritis dapat terjadi
antara lain melalui :
1) Penggunaan akupunktur (tusuk jarum), tatoo, tindikan.
2) Penggunaan alat suntik atau injeksi yang tidak steril,
sering dipakai oleh para pengguna
narkoba suntikan, juga suntikan oleh petugas kesehatan liar.
d. Penularan
lewat kehamilan :
Jika ibu hamil yang dalam
tubuhnya terinfeksi HIV , maka
HIV dapat menular ke janin yang dikandungnya melalui darah dengan melewati plasenta. Risiko penularan Ibu hamil ke janin yang dikandungnya berkisar
20% - 40%. Risiko ini mungkin lebih besar kalau ibu telah menderita kesakitan AIDS (full blown).
HIV
tidak akan menular melalui bersalaman, berpelukan, berciuman, batuk, bersin,
memakai peralatan rumah tangga seperti alat makan, telepon, kamar mandi, kamar
tidur, gigtan nyamuk, bekerja, bersekolah, berkendaraan bersama, dan memakai
fasilitas umum misalnya kolam renang, toilet umum, sauna.
HIV tidak dapat menular melalui udara. Virus ini
juga cepat mati jika berada di luar tubuh. Virus ini dapat dibunuh jika cairan
tubuh yang mengandungnya dibersihkan dengan cairan pemutih (bleach) seperti Bayclin
atau Chlorox, atau dengan sabun dan air. HIV tidak dapat diserap oleh
kulit yang tidak luka.
4. Cara Melindungi
Diri dari Penularan AIDS
Sampai
saat ini belum ada jenis obat khusus untuk menyembuhkan orang yamg terkena
infeksi HIV/ AIDS. Hanya saja perkembangan virus ini dapat diperlambat.
Kombinasi yang tepat antara berbagai obat-obatan antiretroviral dapat
memperlambat kerusakan yang diakibatkan oleh HIV pada sistem kekebalan tubuh
dan menunda awal terjadinya AIDS. Pengobatan dan perawatan yang ada terdiri
dari sejumlah unsur yang berbeda, yang meliputi konseling dan tes mandiri
(VCT), dukungan bagi pencegahan penularan HIV, konseling tindak lanjut,
saran-saran mengenai makanan dan gizi, pengobatan IMS, pengelolaan efek
nutrisi, pencegahan dan perawatan infeksi oportunistik (IOS), dan pemberian
obat-obatan antiretroviral.
Dalam
suatu sel yang terinfeksi, HIV mereplikasi diri, yang kemudian dapat
menginfeksi sel-sel lain dalam tubuh yang masih sehat. Semakin banyak sel yang
diinfeksi HIV, semakin besar dampak yang ditimbulkannya terhadap kekebalan
tubuh (immunodeficiency). Obat antiretroviral digunakan dalam pengobatan
infeksi HIV. Obat-obatan ini bekerja melawan infeksi itu sendiri dengan cara
memperlambat reproduksi HIV dalam tubuh. Obat-obatan antiretroviral memperlambat
replikasi sel-sel, yaitu memperlambat penyebaran virus dalam tubuh dengan cara
mengganggu proses replikasi. Cara yang dilakukan antara lain sebagai berikut :
a. Menghambat
Nucleoside Reverse Transcriptase (NRTI)
HIV memerlukan
enzim yang disebut reverse transcriptase untuk mereplikasi diri. Jenis
obat-obatan ini memperlambat kerja reverse transcriptase dengan cara mencegah
proses pengembangbiakkan materi genetik virus tersebut.
b. Menghambat
Non-Nucleoside Reverse Transcriptase (NNRTI)
Jenis obat-obatan ini
juga mengacaukan replikasi HIV dengan mengikat enzim reverse transcriptase itu
sendiri. Hal ini mencegah agar enzim ini tidak bekerja dan menghentikan
produksi partikel virus baru dalam sel-sel yang terinfeksi.
c. Menghambat
Protease (PI)
Protease
merupakan enzim pencernaan yang diperlukan dalam replikasi HIV untuk membentuk
partikel-partikel virus baru. Protease memecah belah protein dan enzim dalam
sel-sel yang terinfeksi, yang kemudian dapat menginfeksi sel yang lain.
Penghambat protease mencegah pemecah-belahan protein dan karenanya memperlambat
produksi partikel virus baru.
Setiap orang, khususnya remaja harus “melindungi diri “ dari
AIDS. Karena kalau seorang remaja
tertular HIV, maka keseluruhan cita-cita dan masa depan remaja tersebut hancur
lebur.
Upaya perlindungan remaja dari AIDS dilakukan dengan cara
mengikuti kegiatan pramuka. Selama
mengikuti kegiatan kepramukaan, seperti latihan baris berbaris, diskusi, berkemah bisa mencegah remaja untuk melakukan
kegiatan-kegiatan yang berisiko tertular HIVAIDS seperti melacur, memakai
narkoba.
Selain itu, perlindungan yang sangat penting ialah:
a)
Hindari transfusi,
dengan selalu berhati-hati.
Bila terpaksa ditransfusi,
yakinkan bahwa darah yang
ditransfusi adalah darah
yang telah diperiksa
oleh Unit Kesehatan
Transfusi Darah (UKTD) PMI
sebagai darah bebas HIV (juga
bebas hepatitis, malaria dan sifilis).
b)
Hindari
suntik-menyuntik. Sebagian besar
obat sama atau lebih efektif
diminum daripada disuntikkan. Bila
terpaksa disuntik, yakinkah jarum dan tabung suntiknya baru dan belum dipakai
untuk orang lain.
c)
Berhati-hatilah dalam menolong orang luka dan berdarah. Gunakan
prosedur P3K yang baku dan aman.
d)
Bila ada sesuatu tanda atau gejala yang
meragukan, secepatnya periksa ke dokter.
BAB III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
a.
HIV merupakan sebuah virus berbahaya
yang dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia. Selain itu, virus inilah
yang menyebabkan AIDS.
b.
AIDS (Aqcuired Immune Deficiency
Syndrome) adalah kumpulan gejala penurunan kekebalan tubuh sehingga tubuh
rentan terhadap penyakit lain yang mematikan.
c.
Cara penularan HIV yang paling umum ialah
melalui senggama, transfusi darah, jarum suntik dan kehamilan. Penularan lewat produk darah lain, seperti ludah,
kotoran, keringat, dll. secara teoritis mungkin bisa terjadi, namun resikonya
sangat kecil.
d.
Secara
mudah, perlindungan dari AIDS dilakukan dengan cara ‘ABC’, yaitu Abstinence, Be
faithful, Condom.
2.
Saran
Sebagai insan yang berpendidikan sudah menjadi sebuah kewajiban
untuk berpartisipasi dalam memerangi HIV/ AIDS. Untuk memerangi hal itu dapat
dimulai dari kesadaran diri sendiri untuk selalu menjaga diri agar terhindar
dari HIV/ AIDS. Selain itu
Comments
Post a Comment