Makalah Perencanaan Organisasi (Organization Plan)
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Secara historis kata bisnis dari
bahasa inggris business, dari kata dasar busy yang
berarti “sibuk” dalam konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam
artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan.
Pengertian bisnis
dalam arti luas adalah istilah umum yang menggambarkan semua aktivitas dan institusi
yang memproduksi barang dan jasa dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan bisnis
dalam arti sempit merupakan suatu organisasi yang menyediakan barang dan jasa
yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan (Griffin & Ebert). Bisnis
sebagai suatu sistem yang memproduksi barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan
masyarakat (bussinessis then simply a system that produces goods and service
to satisfy the needs of our society) (Huat,
T Chwee, 1990). Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa bisnis
adalah kegiatan yang dilakukan individu atau sekelompok orang (organisasi) yang
menciptakan nilai (create value) melalui penciptaan
barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan memperoleh keuntungan
melalui transaksi.
Setiap organisasi bisnis baik yang
bergerak dibidang produksi, jasa maupun industri, pada umumnya memiliki tujuan
untuk memperoleh keuntungan. Agar dapat mencapai tujuan itu, perusahaan
memerlukan sistem manajemen efektif yang akan menunjang jalannya operasi
perusahaan secara terus-menerus dan tingkat efektivitas kerja karyawan juga
perlu diperhatikan. Sistem manajemen efektif ini didukung dengan keberadaan
struktur organisasi yang baik dalam organisasi bisnis, dan juga manajemen
sumber daya manusia yang handal.
Struktur organisasi disadari sangat
penting peranannya dalam meningkatkan efektivitas kerja, karena dalam struktur
organisasi tersebut terdapat fungsi ataupun pembagian tugas,
departementalisasi,dan koordinasi. Pembagian tugas yang tepat lebih berpeluang
dalam menghasilkan keefektifitasan kerja karena pembagian tugas itu lebih
mengoptimalkan penggunaan sumber daya perusahaan, selain itu pembagian tugas
juga mengurangi tingkat kesalahan dan penumpukan beberapa pekerjaan.
Pada struktur organisasi terdapat garis hubungan antar
manajer dan karyawan yang memiliki garis hubungan antar tugas, wewenang, dan
tanggung jawab. Koordinasi diperlukan untuk memperoleh kesatuan tindak dalam
mencapai tujuan perusahaan. Tanpa koordinasi yang baik tiap bagian atau orang
akan sulit menjalankan fungsi mereka,karena koordinasi dapat diumpamakan
sebagai jalur dan batasan-batasan dalam pelaksanaan fungsi atau tugas mereka.
Tanpa adanya jalur atau batasan tersebut setiap bagian pasti akan bergerak
menurut kehendak mereka sendiri tanpa adannya kesamaan tujuan antar bagian. .
Koordinasi antar bagian sesuai dengan kegiatan perusahaan akan menjadi salah
satu faktor pendukung terhadap kelancaran dan keberhasilan pelaksanaan kegiatan
perusahaan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
Selain struktur organisasi sumber daya manusia memegang peranan yang
penting dalam suatu organisasi bisnis. Setiap organisasi bisnis membutuhkan
sumber daya manusia yang berkualitas dan kompeten dalam menggerakkan roda
operasional perusahaan. Perusahaan harus mampu memilih sumber daya manusia yang
dapat berperan aktif secara efektif dan efisien. Untuk mampu memilih SDM yang
berkualitas dan sesuai kualifikasi perusahaan diperlukan adanya pengelolaan/
manajemen sumber daya manusia.
Manajemen sumber daya manusia diperlukan untuk meningkatkan efektivitas
sumber daya manusia dalam organisasi. Tujuannya adalah memberikan kepada
organisasi satuan kerja yang efektif.
Untuk mencapai tujuan ini, studi tentang manajemen
personalia akan menunjukkan bagaimana seharusnya perusahaan mendapatkan,
mengembangkan, menggunakan, mengevaluasi, dan memelihara karyawan dalam jumlah
(kuantitas) dan tipe (kualitas) yang tepat.
1.2
Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana struktur organisasi yang
diterapkan dalam organisasi bisnis ?
1.2.2 Bagaiamana pengelolaan sumber daya manusia
dalam organisasi bisnis ?
1.3
Tujuan
1.3.1
Mengetahui struktur organisasi yang diterapkan dalam organisasi bisnis.
1.3.2
Mengetahui pengelolaan sumber daya manusia dalam organisasi bisnis.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Struktur Organisasi Dalam Bisnis
2.1.1
Pengertian Struktur Organisasi
Setiap perusahaan pada
umumnya mempunyai struktur organisasi. Penyusunan struktur organisasi merupakan
langkah awal dalam memulai pelaksanaan kegiatan organisasi, dengan kata lain
penyusunan struktur organisasi adalah langkah terencana dalam suatu perusahaan
untuk melaksanakan fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan.
Pengertian yang jelas
tentang struktur organisasi dikemukakan oleh beberapa ahli sebagai berikut:
1. Struktur
organisasi dapat diartikan sebagai kerangka kerja formal organisasi yang dengan
kerangka kerja itu tugas-tugas pekerjaan dibagi-bagi, dikelompokkan, dan
dikoordinasikan (Robbins dan Coulter, 2007:284).
2. Struktur
organisasi didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal dengan mana
organisasi dikelolah (Handoko, 2003:169).
3. Struktur
organisasi adalah pola formal mengelompokkan orang dan pekerjaan (Gibson dkk,
2002:9).
4. Struktur
organisasi yaitu menggambarkan tipe organisasi, pendepartemenan organisasi,
kedudukan dan jenis wewenang pejabat, bidang dan hubungan pekerjaan, garis
perintah dan tanggungjawab, rentang kendali dan sistem pimpinan organisasi
(Hasibuan, 2004:128).
5. Struktur
organisasi menspesifikasikan pembagian kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi
atau aktivitas yang beraneka ragam yang dihubungkan sampai batas tertentu, juga
menunjukkan tingkat spesialisasi aktivitas kerja (Suranto, 2005: 85).
6. Struktur
organisasi menspesifikasikan pembagian kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi
atau aktivitas yang beraneka ragam yang dihubungkan sampai batas tertentu, juga
menunjukkan tingkat spesialisasi aktivitas kerja (Siswanto, 2005:85).
Struktur organisasi
menjelaskan bagaimana tugas kerja akan dibagi, dikelompokkan dan dikoordinasikan
secara formal. Struktur organisasi menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan
pola tetap hubungan diantara fungsi, bagian atau posisi maupun orang-orang yang
menunjukkan tugas, wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu
organisasi. Kerangka kerja organisasi tersebut disebut sebagai desain
organisasi (organizational design) dan bentuk spesifik dari kerangka
kerja organisasi dinamakan dengan struktur organisasi (organizational
structure).
Struktur
organisasi mengindikasikan alur perintah yang mengindikasi jabatan pekerjaan
yang harus dipertanggung jawabkan oleh masing-masing tipe karyawan. Struktur
organisasi berfungsi sebagai alat untuk membimbing kearah efisiensi dalam penggunaan pekerja dan seluruh sumber
daya yang dibutuhkan dalam meraih tujuan organisasi.
2.1.2
Unsur-Unsur Struktur Organisasi
Seperti
halnya dalam organ tubuh manusia, dalam struktur organisasi pun terdapat elemen
yang perlu dianalisis. Stoner dan Wengkell dalam buku Siswanto (2005:90)
mengemukakan adanya empat elemen yang berguna untuk menganalisis struktur
organisasi sebagai berikut :
a.
Spesialisasi
aktivitas (Specialization of activities)
Spesialisasi
aktivitas mengacu pada spesialisasi tugas-tugas individual dan kelompok kerja
dalam organisasi (pembagian kerja) dan pengaturan-pengaturan tugas-tugas
tersebut menjadi satuan-satuan kerja (departementasi). Didalam sebuah
organisasi pembagian tugas pekerjaan adalah keharusan mutlak, tanpa itu
kemungkinan terjadinya tumpang tindih sangat besar. Pembagian tugas pekerjaan
pada akhirnya akan menghasilkan departemen-departemen terkecil dalam organisasi
(departementalisasi) merupakan dasar yang digunakan untuk mengelompokkan
sejumlah pekerjaan menjadi satu kelompok.
b.
Standarisasi
aktivitas (Standardization of activities)
Standardisasi
kegiatan merupakan prosedur yang digunakan organisasi untuk menjamin
kelayakdugaan (predictability) aktivitasnya. Menstandarisasi berarti
menjadikan kegiatan pekerjaan seragam dan taat azas.
c.
Koordinasi
aktivitas (Coordination of activities)
Koordinasi
aktivitas yaitu proses dalam mengintegrasikan seluruh aktivitas dan
fungsi-fungsi sub organisasi dari berbagai departemen atau bagian dalam
organisasi, untuk menciptakan keserasian gerak langkah unit-unit yang ada dalam
pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
d.
Sentralisasi
dan Desentralisasi pengambilan keputusan (Centralization and
Decentralization of decision making)
Sentralisasi
dan desentralisasi pengambilan keputusan mengacu pada lokasi otoritas
pengambilan keputusan. Dalam struktur organisasi yang di sentralisasi,
keputusan diambil pada tingkat tinggi oleh manajer puncak, atau bahkan oleh
seorang saja. Dalam struktur yang didesentralisasikan, gaya pengambilan
keputusan dibagi diantara para bawahan pada hirarki manajemen menengah dan
bawah.
2.1.3
Bentuk Struktur Organisasi
Bentuk
struktur organisasi pada umumnya berbeda-beda serta memiliki keunggulan dan
kelemahan masing-masing. Berdasarkan hubungan yang ada pada organisasi menurut
Hasibuan (2010:150) terdapat lima jenis bentuk struktur utama organisasi,
bentuk struktur organisasi tersebut dapat dibedakan sebagai berikut :
1.
Bentuk
Organisasi Lini (Line Organization)
Organisasi lini ini diciptakan oleh Henry Fayol, dalam tipe
organisasi lini terdapat garis wewenang, kekuasaan yang menghubungkan langsung
secara vertikal dari atasan ke bawahan. Ciri-ciri organisasi lini adalah :
a. Organisasinya
relatif kecil dan sederhana.
b. Hubungan
antara atasan dengan bawahan masih bersifat langsung melalui garis wewenang
terpendek.
c. Pucuk
pimpinan biasanya pemilik perusahaan dan merupakan satu-satunya sumber
kekuasaan, keputusan dan kebijakan dari organisasi.
d. Jumlah
karyawan relatif sedikit dan saling mengenal.
e. Tingkat
spesialisasinya belum begitu tinggi dan alat-alatnya tidak beraneka macam.
f. Pucuk
pimpinan merupakan satu-satunya sumber kekuasaan, keputusan, dan kebijaksanaan
dari organisasi.
g. Masing-masing
kepala unit mempunyai wewenang dan tanggung jawab penuh atas segala bidang
pekerjaan yang ada didalam unitnya.
Keunggulannya :
a. Kesatuan
pimpinan dan azas kesatuan komando tetap dipertahankan sepenuhnya.
b. Garis
komando dan pengendalian tugas, tidak mungkin terjadi kesimpang siuran karena
pimpinan langsung berhubungan dengan karyawan.
c. Proses
pengambilan keputusan, kebijaksanaan, dan instruksi-instruksi berjalan cepat.
d. Pengawasan
melekat (waskat) secara ketat terhadap kegiatan-kegiatan karyawan dapat
dilaksanakan.
e. Kedisiplinan
dan semangat kerja karyawan umumnya baik.
f. Koordinasi
relatif mudah dilaksanakan.
g. Rasa
solidaritas dan esprit de crop para karyawan pada umumnya tinggi, karena
masih saling mengenal.
Kelemahannya
:
a. Tujuan
pribadi pucuk pimpinan dan tujuan organisasi seringkali tidak dapat dibedakan.
b. Adanya
kecenderungan pucuk pimpinan bertindak secara otoriter/diktator.
c. Maju
mundurnya organisasi bergantung kepada kecakapan pucuk pimpinan saja, karena
wewenang menetapkan keputusan, kebijaksanaan, dan pengendalian dipegang
sendiri.
d. Organisasi
secara keseluruhan terlalu bergantung pada satu orang.
e. Kaderisasi
dan pengembangan bawahan kurang mendapatkan perhatian, karena mereka tidak
diikutsertakan dalam perencanaan, pengambilan keputusan, dan pengendalian.
f. Rencana,
keputusan, kebijaksanaan dan pengendalian relatif kurang baik, karena adanya
keterbatasan (limits factor) manusia.
Gambar
2.1 Bentuk Struktur Organisasi Lini
2.
Bentuk
Organisasi Lini dan Staf (Line and staff organization)
Bentuk organisasi lini dan staf pada dasarnya merupakan
kombinasi dari organisasi lini dan organisasi fungsional. Asas kesatuan komando
tetap dipertahankan dan pelimpahan wewenang berlangsung secara vertikal dari
pucuk pimpinan kepada pimpinan dibawahnya. Pucuk pimpinan tetap sepenuhnya
berhak menetapkan keputusan, kebijaksanaan, dan merealisasikan tujuan
perusahaan. Dalam membantu kelancaran tugas pimpinan, ia mendapat bantuan dari
para staf. Tugas para staf hanya memberikan bantuan, pemikiran saran-saran,
data, informasi, dan pelayanan kepada pimpinan sebagai bahan pertimbangan untuk
menetapkan keputusan dan kebijaksanaannya. Ciri-ciri organisasi lini dan staf adalah
:
a. Pucuk
pimpinan hanya satu orang dan dibantu oleh para staf.
b. Terdapat
dua kelompok wewenang, yaitu wewenang lini dan wewenang staf.
c. Kesatuan
perintah tetap dipertahankan, setiap atasan mempunyai bawahan tertentu dan
setiap bawahannya hanya mempunyai seorang atasan langsung.
d. Organisasinya
besar, karyawannya banyak dan pekerjaannya bersifat kompleks.
e. Hubungan
antara atasan dengan para bawahannya tidak bersifat langsung.
f. Pimpinan
dan para karyawan tidak semuanya saling mengenal.
g. Spesialisasi
yang beraneka ragam diperlukan dan digunakan secara optimal.
Keunggulannya
:
a. Asas
kesatuan pimpinan tetap dipertahankan, sebab pimpinan tetap berada dalam satu
tangan saja.
b. Adanya
pengelompokan wewenang, yaitu wewenang lini dan wewenang staf.
c. Adanya
pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas antara pimpinan, staf dan
pelaksana.
d. Pimpinan
mempunyai bawahan tertentu, sedang bawahan hanya mempunyai seorang atasan
tertentu saja.
e. Bawahan
hanya mendapat perintah dan memberikan tanggung jawab kepada seorang atasan
tertentu saja.
f. Pelaksanaan
tugas-tugas pimpinan relatif lebih lancar, karena mendapat bantuan data,
informasi, saran-saran, dan pemikiran para stafnya.
g. Asas
the right man in the right place lebih mudah dilaksanakan.
h. Organisasi
ini fleksibel dan luwes, karena dapat diterapkan pada organisasi besar maupun
kecil, organisasi perusahaan maupun organisasi sosial.
i.
Kedisiplian dan moral karyawan tinggi, karena
tugas-tugasnya sesuai dengan keahliannya.
j.
Koordinasi relatif mudah dilaksanakan, karena
sudah ada pembagian tugas yang jelas.
k. Bakat
karyawan yang berbeda-beda dapat dikembangkan, karena mereka bekerja sesuai
dengan kecakapan dan keahliannya.
l.
Perintah dan pertanggungjawaban melalui garis
vertikal terpendek.
Kelemahannya
:
a. Kelompok
pelaksana sering bingung untuk membedakan perintah atau bantuan nasihat.
b. Solidaritas
dan esprit de corp karyawan kurang, karena tidak saling mengenal.
c. Persaingan
kurang sehat sering terjadi, sebab setiap unit atau bagian menganggap
tugas-tugasnyalah yang terpenting.
Gambar
2.2 Bentuk Struktur Organisasi Lini dan
Staf
3.
Bentuk
Organisasi Fungsional
Diciptakan oleh F.W. Taylor, bentuk organisasi ini disusun
berdasarkan sifat dan macam pekerjaan yang harus dilakukan. Pada tipe
organisasi ini, masalah pembagian kerja mendapat perhatian yang
sungguh-sungguh, pembagian kerja didasarkan pada “spesialisasi” yang sangat
mendalam dan setiap pejabat hanya mengerjakan suatu tugas atau pekerjaan sesuai
dengan spesialisasinya. Ciri-ciri organisasi fungsional yaitu :
a. Pembagian
tugas secara tegas dan jelas dapat dibedakan.
b. Bawahan
akan menerima perintah dari beberapa orang atasan.
c. Penempatan
pejabat berdasarkan spesialisasinya.
d. Koordinasi
menyeluruh biasanya hanya diperlukan pada tingkat atas.
e. Terdapat
dua kelompok wewenang, yaitu lini dan fungsional.
Keunggulannya
:
a. Spesialisasi
karyawan dapat dikembangkan dan dimanfaatkan secara optimal.
b. Keuntungannya
adanya spesialisasi dapat diperoleh seoptimal mungkin.
c. Para
karyawan akan terampil dibidangnya masing-masing.
d. Efisiensi
dan produktivitas dapat ditingkatkan.
e. Solidaritas,
moral dan kedisiplinan karyawan yang mengerjakan pekerjaan yang sama tinggi.
f. Direktur
Utama tugasnya ringan, karena para direkturnya adalah spesialis dibidangnya
masing-masing.
Kelemahannya
:
a. Para
bawahan sering bingung karena mendapat perintah dari beberapa atasan.
b. Pekerjaan
kadang-kadang sangat membosankan karyawan.
c. Para
karyawan sulit mengadakan alih tugas (tour of duty = tour of area),
akibat spesialisasi yang mendalam, kecuali mengikuti pelatihan terlebih dahulu.
d. Karyawan
terlalu mementingkan bidangnya atau spesialisasinya, sehingga koordinasi secara
menyeluruh sulit dilakukan.
e. Sering
terjadi solidaritas kelompok yang berlebihan, sehingga dapat menimbulkan
pengkotak-kotakkan ikatan karyawan yang sempit.
Gambar
2.3 Bentuk Struktur Organisasi Fungsional
4.
Bentuk
Organisasi Lini, Staf dan Fungsional
Merupakan kombinasi dari organisasi lini, lini dan staf, dan
fungsional, biasanya diterapkan pada organisasi besar serta kompleks. Pada
tingkat Dewan Komisaris (board of director) diterapkan tipe organisasi
lini dan staf, sedangkan pada tingkat middle manager diterapkan tipe
organisasi fungsional. Organisasi ini dilakukan dengan cara menggabungkan
kebaikan dan menghilangkan kelemahan dari ketiga tipe organisasi tersebut.
Gambar
2.4 Bentuk Struktur Organisasi Lini,
Staf, Fungsional
5.
Bentuk
Organisasi Komite
Suatu organisasi yang masing-masing anggota mempunyai
wewenang yang sama dan pimpinannya kolektif. Organisasi komite (panitia = committees
organization) mengutamakan pimpinan, artinya dalam organisasi ini terdapat
pimpinan “kolektif presidium/plural executive” dan komite ini bersifat
manajerial. Komite dapat juga bersifat formal atau informal, komite-komite itu
dapat dibentuk sebagai suatu bagian dari struktur organisasi formal, dengan
tugas-tugas dan wewenang dibagikan secara khusus. Ciri-ciri organisasi komite :
a. Pembagian
tugasnya jelas dan tertentu.
b. Wewenang
semua anggota sama besarnya.
c. Tugas
pimpinan dilaksanakan secara kolektif dan tanggung jawabnya pun secara
kolektif.
d. Para
pelaksana dikelompokkan menurut bidang/komisi tugas tertentu yang harus dilaksanakan
dalam bentuk gugus tugas (task force).
e. Keputusan
merupakan keputusan semua anggotanya.
Keunggulannya
:
a. Keputusan
yang diambil relatif lebih baik, karena diputuskan oleh beberapa orang.
b. Kecenderungan
untuk bertindak secara otoriter/diktator dapat dicegah.
c. Pembinaan
dan partisipasi dapat ditingkatkan.
Kelemahannya :
a. Penanggung
jawab keputusan kurang jelas, sebab keputusan merupakan keputusan bersama.
b. Waktu
untuk mengambil keputusan lama dan biayanya besar.
c. Adanya
tirani mayoritas yang dapat memaksakan keinginannya melalui voting suara.
Gambar
2.4 Bentuk Struktur Organisasi Komite
2.1.4
Jenis Struktur Organisasi
Menurut
Stoner (1996:300) secara formal bagian-bagian sebuah organisasi dapat
distrukturkan dalam:
1.
Struktur
Organisasi Berdasarkan Fungsi
Struktur Organisasi Fungsional (Functional Structure Organization) merupakan Struktur Organisasi
yang paling umum digunakan oleh suatu organisasi. Pembagian kerja dalam bentuk
Struktur Organisasi Fungsional ini dilakukan berdasarkan fungsi manajemennya
seperti Keuangan, Produksi, Pemasaran dan Sumber daya Manusia.
Karyawan-karyawan yang memiliki keterampilan (skill) dan tugas yang sama akan
dikelompokan bersama kedalam satu unit kerja. Struktur Organisasi ini tepat
untuk diterapkan pada Organisasi atau Perusahaan yang hanya menghasilkan
beberapa jenis produk maupun layanan. Inti dari struktur ini yaitu
menggabungkan semua orang yang terlibat dalam suatu kegiatan atau beberapa
kegiatan terkait menjadi satu bagian. Struktur organisasi ini mempunyai
kelebihan-kelebihan sebagai berikut:
a. Cocok
bagi lingkungan stabil.
b. Menunjang
pengembangan keahlian.
c. Memberi
kesempatan bagi para spesialis.
d. Hanya
memerlukan koordinasi minimal.
e. Hanya
memerlukan keperluan antar pribadi yang kecil.
f. Lebih
hemat sumberdaya. Artinya, di dalam suatu organisasi tidak terdapat dua fungsi
yang berganda atau redundant.
g. Dapat
mencapai efisiensi untuk masing-masing bagian.
h. Sesuai
dengan organisasi kecil sampai dengan sedang.
i.
Merangsang berkembangnya ketrampilan fungsional.
Kelemahan-kelemahan
struktur organisasi berdasarkan fungsi antara lain :
a. Pada
organisasi yang besar, tanggapan lebih lambat diterima.
b. Menyebabkan
terjadinya kemacetan karena pelaksanaan tugas yang berurutan.
c. Tidak
merangsang inovasi, perspektif yang sempit.
d. Dapat
menimbulkan konflik mengenai prioritas produk.
e. Tidak
menunjang pengembangan manajer umum.
f. Mengatur
rasa tanggung jawab atas kelancaran kerja secara keseluruhan.
g. Persaingan
antar fungsi “ egoisme fungsional” , koordinasi antar bagian tidak terlalu baik.
h. Pengambilan
keputusan menumpuk pada puncak pimpinan, sehingga beban pimpinan terlalu berat.
i.
Respon organisasi terhadap perubahan lingkungan
agak lambat.
2.
Struktur
Organisasi Berdasarkan Produk/Pasar
Struktur organisasi berdasarkan produk adalah strukur
organisasi yang mengumpulkan dalam satu unit kerja semua yang terlibat dalam
produksi dan pemasaran dari sebuah produk atau kelompok produk yang terkait dan
berhubungan dengan tipe pelanggan tertentu. Struktur organisasi berdasarkan
produk/pasar mempunyai kelebihan-kelebihan sebagai berikut:
a. Memungkinkan
adanya fisibilitas produk yang tinggi.
b. Memungkinkan
konsentrasi penuh terhadap tugas-tugas.
c. Kejelasan
tanggung jawab.
d. Memungkinkan
pemrosesan tugas-tugas ganda secara palarel.
e. Memudahkan
pelatihan manajer umum.
f. Paling
sesuai untuk lingkungan tidak stabil dengan perubahan yang cepat.
g. Penanggung
jawab produk jelas, sehingga konsumen bisa puas.
h. Bagian-bagian
dapat beradaptasi dengan tuntutan dari luar.
i.
Sesuai untuk organisasi besar.
j.
Baik jika ada banyak jenis produk.
Kelemahan
struktur organisasi berdasarkan produk/pasar antara lain:
a. Menyebabkan
terjadinya pertikaian untuk alokasi sumber daya.
b. Tidak
mendukung koordinasi aktivitas antar berbagai divisi.
c. Mendorong
pengabaian prioritas jangka panjang.
d. Memungkinkan
menurunnya pendalaman kecakapan.
e. Menimbulkan
konflik antara tugas divisi dengan prioritas perusahaan.
f. Tidak
mampu mencapai efisiensi ekonomis.
g. Koordinasi
antar produk sulit.
h. Keahlian
teknis hilang karena tidak ada spesialisasi fungsional.
i.
Integrasi ataupun standardisasi antar produk
sulit tercapai.
3.
Struktur
Organisasi Matriks
Digunakan untuk menggabungkan kelebihan struktur fungsional
dan kelebihan dari struktur produk secara bersama-sama. Struktur Organisasi
Matriks ini sering juga disebut dengan Struktur Organisasi Proyek karena
karyawan yang berada di unit kerja fungsional juga harus mengerjakan kegiatan
atau tugas proyek-proyek organisasi yang ditugaskan kepadanya. Struktur
Organisasi Matriks ini mengakibatkan terjadinya multi komando dimana seorang
karyawan diharuskan untuk melapor kepada dua pimpinan yaitu pimpinan di unit
kerja Fungsional dan pimpinan proyek. Struktur Organisasi ini biasanya
digunakan oleh perusahaan yang berskala besar atau perusahaan-perusahaan
multinasional.
Pada organisasi ini ada 2 (dua) jenis struktur secara
serempak. Bagian fungsional tetap (permanen) memiliki wewenang atas pelaksanaan
standar profesional unit mereka, sementara tim-tim proyek diciptakan sejauh
dibutuhkan untuk menjalankan program-program khusus. Anggota tim diambil dari
berbagai bagian fungsional, dan melapor kepada manajer proyek, yang
bertanggungjawab atas kerja tim.
Struktur
organisasi matriks mempunyai kelebihan antara lain :
a. Memberikan
keluwesan kepada organisasi.
b. Merangsang
kerja sama dan disiplin.
c. Melibatkan,
memotivasi, dan menantang para pegawai.
d. Mengembangkan
keterampilan pegawai.
e. Membebaskan
pimpinan teras dan keharusannya menyusun rencana.
f. Merangsang
orang untuk mengidentifikasi diri dengan produk akhir.
g. Memungkinkan
para pakar dialihkan ke setiap bidang yang memerlukannya.
h. Dapat
memanfaatkan karyawan secara fleksibel menurut jenis produk.
i.
Sesuai untuk pengambilan keputusan yang rumit,
serta lingkungan yang tidak stabil.
j.
Memberikan kesempatan yang sama untuk
mengembangkan ketrampilan integrasi maupun produk.
k. Sangat
sesuai untuk organisasi ukuran sedang dengan beberapa jenis produk.
Kelemahan
struktur organisasi matriks antara lain:
a. Risiko
timbulnya perasaan anarki.
b. Mendorong
terjadinya persaingan kekuasaan.
c. Dapat
menimbulkan lebih banyak diskusi dari pada tindakan.
d. Menuntut
adanya keterampilan yang tinggi dalam hubungan antar perorangan.
e. Penerapannya
memerlukan biaya besar.
f. Ada
risiko beberapa tim proyek mengerjakan tugas yang sama.
2.1.5
Faktor yang Mempengaruhi Struktur
Organisasi
Ernie
(2006: 159), ada 4 (empat) faktor yang mempengaruhi struktur organisasi antara
lain:
1.
Strategi
Organisasi
Strategi organisasi dibuat sebagai upaya pencapaian tujuan
organisasi. Oleh karena itu, jika struktur organisasi dibentuk sebagai jalan
untuk pencapaian tujuan maka struktur organisasi pun selayaknya sejalan dengan
strategi organisasi. Maka, jika terjadi perubahan pada strategi organisasi akan
berdampak pula pada perubahan struktur organisasi.
2.
Skala
Organisasi
Organisasi dapat dibedakan skalanya menurut berbagai faktor
diantaranya adalah dari jumlah penjualan, pangsa pasar hingga jumlah tenaga
kerja. Organisasi yang berskala besar karena ruang lingkup aktivitasnya yang
luas maka memerlukan pendelegasian wewenang dan pekerjaan sehingga dalam
mendesain struktur organisasinya pun perlu mempertimbangkan berbagai faktor
yang terkait dengan aktifitas yang luas tersebut. Sedangkan organisasi berskala
kecil biasanya memiliki jumlah tenaga kerja yang sedikit karena pangsa pasar
yang mungkin masih sedikit, jumlah penjualan atau produksi yang juga sedikit.
Organisasi yang berskala kecil biasanya memiliki struktur organisasi yang lebih
sederhana dan tidak terlalu banyak terjadi pendelegasian wewenang dan
pekerjaan.
3.
Teknologi
Faktor teknologi yang dimaksudkan disini adalah terkait
dengan cara bagaimana suatu pekerjaan dilakukan. Selain itu juga, faktor
teknologi terkait dengan penggunaan alat-alat bantu dalam sebuah organisasi.
4.
Lingkungan
Lingkungan yang dinamis menuntut organisasi juga untuk
menyesuaikan diri secara dinamis. Proses penyesuaian yang dilakukan oleh
organisasi juga termasuk dalam penentuan struktur organisasinya. Lingkungan
yang dinamis akan mendorong organisasi untuk selalu menyesuaikan struktur
organisasi dengan tuntutan lingkungan yang senantiasa berubah. Sebaliknya,
lingkungan yang cenderung statis tidak akan terlalu banyak mengubah struktur
organisasi.
2.1.6 Langkah
Menyusun Struktur Organisasi yang Efektif
Dalam membuat dan
menyusun sebuah struktur organisasi perusahaan setidaknya ada 7 poin penting
yang harus ketahui agar struktur organisasi tersebut bisa berjalan efektif dan
bekerja secara efisien yaitu sebagai berikut :
1. Rancang Struktur Organisasi
Perusahaan Sesuai Dengan Visi Dan Misi
Sebelum
membuat susunan organisasi perusahaan yang baku, maka pastikan dulu bahwa visi,
misi, dan tujuan atau sasaran organisasi telah dibuat dengan jelas. Tak jarang
beberapa pihak, terutama perusahaan start
up yang terburu-buru dalam membuat struktur tanpa memperhatikan kejelasan
tentang apa yang diharapkan dari organisasi perusahaan yang dibangunnya. Oleh
karena itu, hindarilah membuat bagan organisasi tanpa memiliki simpulan tujuan
organisasi yang jelas.
2. Rancang
Struktur Organisasi Setelah Merumuskan Bisnis
Poin penting yang juga diperhatikan
untuk membuat struktur organisasi perusahaan adalah mengetahui sasaran bisnis
yang ingin dicapai. Rumuskan apa saja bisnis yang ingin dilakoni dan apa saja
sasarannya. Hal ini akan membantu dalam mengenal bisnis, proses atau aktifitas
apa yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk dari organisasi perusahaan. Dengan
demikian, akan lebih mudah mengembangkan struktur dengan kejelasan aktivitas.
3.
Pertimbangkan
Bakat Serta Talenta Pekerja
Bisa
saja selama ini organisasi memiliki banyak talenta tersimpan, tapi tidak
ditemukan, digunakan atau dioptimalkan untuk kemajuan. Oleh karena itu, bagi
pemilik perusahaan amatlah penting mengenali karakter dan kemampuan bawahan,
sehingga dengan menggunakan talenta yang ada dan mengoptimalkan bakatnya akan
membuat bisnis berjalan baik.
4.
Pertimbangkan
Umur Pekerja
Dalam
jenjang karir, ada 7 tahapan yang dilalui seseorang, mulai dari masa Trial, Establishment, Transition, Growth,
Maintenance dan Withdrawal. Dalam
agenda membentuk struktur organisasi perusahaan, faktor umur menjadi salah satu
yang patut dipertimbangkan, sehingga mampu menempatkan mereka pada posisi atau
jabatan-jabatan yang sudah dirancang. Umur merupakan indikator umum dari
tingkat kedewasaan, kematangan, dan kecekatan melakukan kerja.
5.
Jelaskan
kepada Perkerja Terkait Posisi atau Jabatan Yang Mungkin Tidak Sesuai dengan
Bakat Mereka
Sering
kali talenta, background pendidikan,
dan kemampuan yang dibutuhkan tidak selalu ada pada pekerja. Atau juga posisi
yang ditempati pekerja tidak selalu sesuai dengan bakat dan talentanya.
Membentuk susunan organisasi yang tepat dengan mempertimbangkan bakat dan
kemampuan yang dimiliki pekerja adalah sebuah keharusan. Namun, ketika hal ini
tidak selalu terwujud, maka harus menjelaskan kepada pekerja terkait posisi
atau jabatannya yang mungkin saat ini masih belum sesuai dengan latar belakang
dan kemampuan mereka.
6.
Berlakukan
Self – Assesment Pada Pekerja
Ketika
operasional perusahaan berjalan sekian waktu, perlu melakukan evaluasi ulang
terkait penepatan posisi setiap pekerja. Kegiatan self assesment (menilai diri sendiri) mungkin perlu dilakukan untuk
mendukung bahwa jabatan mereka saat ini masih relevan dengan bakat dan talenta
mereka. Tidak semua bidang pekerjaan cocok bagi setiap orang. Bahkan orang yang
memiliki kinerja hebat pada bidang pekerjaan tertentu belum tentu mampu
mempunyai kinerja yang sama pada bidang pekerjaan lain. Pertimbangkan prinsip
ini bila menempatkan seseorang pada jabatan tertentu.
7.
Buat
Struktur Organisasi Perusahaan yang Ramping
Struktur
organisasi perusahaan memang harus memperhatikan prinsip kerampingan. Sebagai
langkah awal, mungkin hanya perlu membuat struktur jabatan yang memang cukup
vital yang harus dimiliki perusahaan. Ketika perusahaan masih belum besar dan
personil-personil anda masih bisa menangani beberapa bidang urusan, maka bisa
membuat struktur organisasi perusahaan yang ramping.
2.2
Pengelolaan Sumber Daya Manusia Dalam
Bisnis
2.2.1
Pengertian Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia
(SDM) merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu perusahaan di
samping faktor yang lain seperti modal. Oleh karena itu, SDM harus dikelola
dengan baik untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi, ini adalah
salah satu fungsi dalam perusahaan yang dikenal dengan manajemen sumber daya
manusia (MSDM).
Menurut H. Hadari Nawawi yang dimaksudkan
sebagai pengertian SDM adalah meliputi tiga yaitu:
1. Sumber
daya manusia adalah manusia yang bekerja di lingkungan suatu organisasi
(disebut juga personil, tenaga kerja, pegawai atau karyawan).
2. Sumber
daya manusia adalah potensi manusiawi sebagai penggerak organisasi dalam
mewujudkan eksistensinya.
3. Sumber
daya manusia adalah potensi yang merupakan aset dan berfungsi sebagai modal
(non material/non finansial) di dalam organisasi bisnis, yang dapat diwujudkan
menjadi potensi nyata (real)
secara fisik dan non-fisik dalam mewujudkan eksistensi organisasi.
Berdasarkan definisi
manajemen SDM di atas adalah keseluruhan penentuan dan pelaksanaan berbagai
aktivitas, policy, dan program yang bertujuan untuk mendapatkan tenaga
kerja, pengembangan, dan pemeliharaan dalam usaha meningkatkan dukungannya terhadap
peningkatan efektivitas organisasi dengan cara yang secara etis dan sosial
dapat dipertanggungjawabkan. Secara etis dan sosial dapat dipertanggungjawabkan
artinya semua aktivitas dilakukan dengan tidak bertentangan dengan norma-norma
dalam masyarakat yang berlaku.
2.2.2
Peranan Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Biasanya dalam suatu
organisasi dibentuk satuan kerja yang melakukan kegiatan pengelolaan sumber
daya manusia yang secara fungsional bertanggung jawab dalam melakukan berbagai
kegiatan dan mengambil berbagai langkah dalam menajemen sumber daya manusia.
Terdapat dua alasan kuat mengapa satuan kerja fungsional demikian perlu
dibentuk yaitu :
1.
Meskipun benar bahwa setiap manajer
adalah juga manajer sumber daya manusia, secara operasional manajer yang
bersangkutan diserahi tugas dan tanggung jawab melaksanakan kegiatan-kegiatan
lain, baik yang sifatnya tugas pokok maupun tugas penunjang sehingga perhatian
utamanya ditujukan kepada tanggung jawab fungsional itu.
2.
Dewasa ini manajemen sumber daya manusia
mutlak perlu ditangani secara profesional oleh tenaga-tenaga spesialis karena
hanya dengan demikianlah manajemen sumber daya manusia yang sangat kompleks itu
dapat ditangani dengan baik. Berarti satuan kerja yang mengelola sumber daya
manusia menerima pendelegasian tugas dari para manajer yang memimpin
satuan-satuan kerja lainya.
2.2.3
Tujuan Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Manajemen Sumber Daya Manusia
diperlukan untuk meningkatkan efektivitas sumber daya manusia dalam organisasi.
Tujuannya adalah memberikan kepada organisasi satuan
kerja yang efektif. Untuk mencapai tujuan ini, studi tentang manajemen
personalia akan menunjukkan bagaimana seharusnya perusahaan
mendapatkan, mengembangkan, menggunakan, mengevaluasi, dan memelihara karyawan
dalam jumlah (kuantitas) dan tipe (kualitas) yang tepat.
Manajemen sumber daya manusia adalah
suatu proses menangani berbagai masalah pada ruang lingkup karyawan, pegawai,
buruh, manajer dan tenaga kerja lainnya untuk dapat menunjang aktivitas
organisasi atau perusahaan demi mencapai tujuan yang telah ditentukan. Tujuan-tujuan
MSDM terdiri dari empat tujuan, yaitu :
1. Tujuan Organisasional
Ditujukan
untuk dapat mengenali keberadaan manajemen sumber daya manusia (MSDM) dalam
memberikan kontribusi pada pencapaian efektivitas organisasi. Walaupun secara
formal suatu departemen sumber daya manusia diciptakan untuk dapat membantu
para manajer, namun demikian para manajer tetap bertanggung jawab terhadap
kinerja karyawan. Departemen sumber daya manusia membantu para manajer dalam
menangani hal-hal yang berhubungan dengan sumber daya manusia.
2. Tujuan Fungsional
Ditujukan
untuk mempertahankan kontribusi departemen pada tingkat yang sesuai dengan
kebutuhan organisasi. Sumber daya manusia menjadi tidak berharga jika manajemen
sumber daya manusia memiliki kriteria yang lebih rendah dari tingkat kebutuhan
organisasi.
3. Tujuan Sosial
Ditujukan
untuk secara etis dan sosial merespon terhadap kebutuhan-kebutuhan dan
tantangan-tantangan masyarakat melalui tindakan meminimasi dampak negatif
terhadap organisasi. Kegagalan organisasi dalam menggunakan sumber dayanya bagi
keuntungan masyarakat dapat menyebabkan hambatan-hambatan.
4. Tujuan Personal
Ditujukan
untuk membantu karyawan dalam pencapaian tujuannya, minimal tujuan-tujuan yang
dapat mempertinggi kontribusi individual terhadap organisasi. Tujuan personal
karyawan harus dipertimbangkan jika parakaryawan harus dipertahankan,
dipensiunkan, atau dimotivasi. Jika tujuan personal tidak dipertimbangkan,
kinerja dan kepuasan karyawan dapat menurun dan karyawan dapat meninggalkan
organisasi.
2.2.4
Proses Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Proses manajemen sumber daya manusia
adalah segala proses yang berkaitan dengan upaya yang dilakukan dari mulai
perencanaan sumber daya manusia, perekrutan, penandatanganan kontrak kerja,
penempatan tenaga kerja, hingga pembinaan dan pengembangan tenaga kerja guna
menempatkan dan tetap memelihara tenaga kerja pada posisi dan kualifikasi
tertentu serta bertanggung jawab sesuai dengan persyaratan yang diberikan
kepada tenaga kerja tersebut.
Secara garis besar proses manajemen
SDM dibagi ke dalam lima bagian fungsi utama yang terdiri dari:
1. Perencanaan Sumber daya manusia ( Human Resource
Planning )
Perencanaan
sumber daya manusia dalam organisasi merupakan seperangkat kegiatan yang
berkaitan dengan perencanaan dan kebutuhan pegawai atau sumber daya manusia
dari suatu organisasi di masa mendatang. Melalui estimasi jumlah dan jenis
pegarwai yang diperlukan oleh seluruh bagian-bagian kepegawaian dapat menusun
rencana secara lebih baik dalam hal-hal yang maenjadi lingkup pekerjaaannya,
misalnya penarikan pegawai, seksi pegawai, dan lain sebagainya.
Perencanaan
sumber daya manusia merupakan perencanaan strategis untuk mendapatkan dan
memelihara kualifikasi sumber daya manusia yang diperlukan bagi organisasi
perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan. Paling tidak, ada beberapa langkah
strategis sehubungan dengan perencanaan sumber daya manusia, diantaranya:
a.
Langkah Pertama
Representasi dan refleksi dari
rencana strategis perusahaan perencanaan SDM sudah semestinya merupakan
representasi dan refleksi dari keseluruhan rencana strategis perusahaan.
Artinya, kualifikasi sumber daya manusia yang nantinya dirumuskan sudah
semestinya memenuhi kriteria sebagaimana yang disyaratkan dalam perencanaan
strategis perusahaan secara keseluruhan, serta terintegrasi dengan
bagian-bagian perusahaan lainnya.
b.
Langkah Kedua
Analisa dari kualifikasi tugas yang
akan diemban oleh tenaga kerja. Langkah ini merupakan upaya pemahaman atas
kualifikasi kerja yang diperlukan untuk pencapaian rencana strategis
perusahaan. Pada tahap ini ada tiga hal yang biasanya dilakukan,antara lain:
§ Analisis
jabatan (job analysis),merupakan
persyaratan detail tentang jenis pekerjaan yang diperlukan serta kualifikasi
tenaga kerja yang diperlukan untuk mampu menjalankannya.
§ Deskripsi
jabatan (job description), meliputi
rincian pekerjaan yang akan menjadi tugas tenaga kerja tersebut.
§ Spesifikasi
jabatan (job specification),
merupakan rincian karakteristik atau kualifikasiyang diperlukan bagi tenaga
kerja yang dipersyaratkan.
c.
Langkah Ketiga
Analisa ketersedian tenaga kerja. Langkah
ini merupakan sebuah perkiraan tentang jumlah tenaga kerja beserta
kualifikasinya yang ada dan diperlukan bagi perencaan perusahaan di masa yang
akan datang. Termasuk di dalam langkah ini adalah berapa jumlah tenaga kerja
yang perlu di promosikan, ditransfer, dan lain sebagain, berdasarkan evaluasi
kegiatan perusahaan dalam periode sebelumnya dan rencana perusahaan pada
periode berikutnya.
d.
Langkah Keempat
Melakukan tindakan Inisiatif.
Analisa terhadap ketersediaan tenaga kerja yang ada di dalam perusahaan dan
keperluannya di masa yang akan datang.
e.
Langkah Kelima
Evaluasi dan modifikasi
tindakan.Manajemen adalah yang terus-menerus berkelanjutan. Oleh karena itu,
apa yang telah direncanakan dalam manajemen sumber daya manusia juga harus
senantiasa di evaluasi dan dilakukan tindakan korektif sekiranya ada ketidaksesuaian
atau terjadi perubahan seiring dengan perkembangan yang ada di perusahaan.
2. Penyediaan Sumber Daya Manusia (Personal Procurement)
Dalam
penyediaan sumber daya manusia, Rekrutmen adalah upaya untuk mendapatkan tenaga
kerja yang di butuhkan sesuai dengan kualifikasi sesuai dengan perencanaan
tenaga kerja. Terdapat dua macam rekrutmen antara lain rekrutmen internal dan
rekrutmen eksternal. Rekrutmen Internal adalah proses untuk mendapatkan tenaga
kerja atau SDM yang dibutuhkan dengan mempertimbangkan tenaga kerja yang sudah
ada atau yang sudah di miliki perusahaan,seperti halnya rotasi tempat kerja.
Rekrutmen Eksternal adalah proses perekrutan perusahaan yang di dapat dari luar
perusahaan atau sering kali disebut dengan Out
sourcing. Upaya ini dapat dilakukan melalui iklan-iklan di media
massa, interview di kampus-kampus,
atau melalui agen penyaluran tenaga kerja tertentu.
Seleksi
Tenaga Kerja adalah langkah selanjutnya yang harus dilakukan perusahaan setelah
perusahaan menetapkan jenis rekrutmen yang akan dilakukan. Adapun tahapan yang
biasanya dilakukan yaitu :
a.
Seleksi Administrasi, proses bagaimana melakukan
validasi dan verifikasi atas segala persyaratan administratif yang
dipersyaratkan kepada calon tenaga kerja yang akan ditempatkan pada suatu
jabatan tertentu.
b.
Seleksi Kualifikasi, perusahaan melakukan seleksi atas
calon-calon tenaga kerja dari sisi kualifikasinya menyangkut kesesuaian calon
tenaga kerja denga jabatan yang akan ditempatinya, dan biasanya dilakukan
dengan dua seleksi yaiti seleksi tertulis dan tidak tertulis.
c.
Seleksi Sikap dan Perilaku, calon tenaga kerja diuji
dari sisi sikap dan perilakunya sebagai pribadi terkait dengan motivasi,
harapan, dan visi.
d.
Penempatan Tenaga Kerja, dengan adanya program
penempatan tenaga kerja yang berbeda-beda maka kecenderungan dan kualifikasi
tenaga kerja akan lebih terlihat oleh perusahaan.
3. Pengembangan Sumber Daya Manusia ( Personnnel Development )
Pengembangan
sumber daya manusia merupakan langkah kelanjutan dari proses penyediaan tenaga
kerja yang pada dasarnya bertujuan untuk memastikan dan memelihara tenaga kerja
yang tersedia tetap memenuhi kualifikasi yang dipersyaratkan sehingga selaras
dengan perencanaan strategis perusahaan serta tujuan perusahaan dapat tercapai
sebagaimana yang direncanakan.
Bagi tenaga
kerja yang baru, program pengembangan ini biasanya diakomodasi melalui program
orientasi perusahaan di mana dalam program ini tenaga kerja diperkenalkan pada
lingkungan kerja perusahaan baik secara internal maupun eksternal perusahaan.
Bagi tenaga
kerja yang lama, upaya untuk tetap memelihara produktivitas, efektivitas dan
efisiensi perlu terus dilakukan untuk memastikan tenaga kerja tetap terpelihara
kualifikasinya sesuai dengan perencanaan strategis perusahaan. Oleh
karena itu program-program pembinaan bagi tenaga kerja yang lama juga perlu
dilakukan. Secara garis besar program pengembangan tenaga kerja dapat dibagi
dua, yaitu on the job dan off the job. Metode on the job
bias berupa kegiatan-kegiatan, seperti :
a. Coaching, yaitu
program berupa bimbingan yang diberikan atasan kepada bawahan mengenai berbagai
hal yang terkait dengan pekerjaan.
b. Planned
Progression, yaitu program berupa pemindahan tenaga kerja kepada
bagian-bagian lain melalui tingkatan-tingkatan organisasi yang berbeda-beda.
c. Job
Rotation, yaitu program pemindahan tenaga kerja ke bagian yang berbeda-beda dan tugas
yang berbeda-beda, agar tenaga kerja lebih dinamis dan tidak monoton.
d. Temporary
Task, yaitu berupa pemberian tugas pada suatu kegiatan atau proyek atau jabatan
tertentu untuk periode waktu tertentu.
e. Program
penilaian prestasi atau performance appraisal.
Adapun
metode off the job yang dapat dilakukan diantaranya yaitu :
a. Executive
Development Programme, yaitu berupa program pengiriman manajer atau tenaga
kerja untuk berpartisipasi dalam berbagai program-program khusus diluar
perusahaan yang terkait dengan analisa kasus, simulasi, maupun metode
pembelajaran lainnya.
b. Laboratory
Training, yaitu berupa program yang ditujukan kepada tenaga kerja untuk
mengikuti program-program berupa simulasi atas dunia nyata yang terkait dengan
kegiatan perusahaan di mana metode yang biasanya digunakan adalah berupa role
playing, simulasi, dan lain-lain.
c. Organizational
Development, yaitu program yang ditujukan kepada tenaga kerja
dengan mengajak mereka untuk berpikir mengenai bagaimana cara memajukan
perusahaan mereka.
4. Pemeliharaan Tenaga Kerja (Personnel Maintanance)
Jika tenaga
kerja telah dipilih dari sumber yang terbaik, kemudian diberikan program
tebaik, maka perusahaan dapat berharap bahwa tenaga kerja yang telah dipilihnya
akan memberikan kinerja terbaik bagi perusahaan. Jika tenaga kerja telah
memberikan kinerja yang terbaik bagi perusahaan, proses selanjutnaya adalah
pemeliharaan tenaga kerja. Ini sangat penting untuk dilakukan guna menjamin
agar tenaga kerja yang dimiliki perusahaan terpelihara produktivitas,
efektivitas, dan efisiensinya. Secara garis besar, bentuk pemeliharaan
tenaga kerja yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah berupa program
pemberian kompensasi dan benefit.
a.
Kompensasi
Pemberian kompensasi adalah
penghargaan yang diberikan perusahaan sebagai balasan atas prestasi kerja yang
diberikan oleh tenaga kerja. Kompensasi umumnya terkait dengan
penghargaan dalam bentuk uang atau sejenisnya yang sering kali dinamakan
sebagai insentif. Program yang perlu dilakukan oleh perusahaan terkait
dengan pemberian kompensasi adalah tingkat upah atau pendapatan (wage-levels) yaitu berapa pendapatan
yang akan diberikan kepada tenaga kerja tersebut sesuai dengan pekerjaan yang
dilakukan, demikian juga struktur penggajian (wage-structure) yaitu tingkatan-tingkatan upah yang akan
diberikan diperusahaan tersebut.
b.
Benefit
Benefit adalah penghargaan dan
bentuk perhatian perusahaan selain kompensasi yang diberikan atau
disediakan perusahaan sebagai upaya untuk memelihara tenaga kerja
tersebut. Benefit dapat berupa cuti bergaji, asuransi kesehatan dan
kecelakaan kerja, poliklinik gratis bagi pihak keluarga tenaga kerja.
5. Pemanfaatan Sumber Daya Manusia (Personnel Utilization)
Langkah
terakhir dari proses manajemen sumber daya manusia adalah pemanfaatan tenaga
kerja. Langkah ini merupakan upaya untuk memelihara tenaga kerja agar
senantiasa sejalan dengan rencana strategis perusahaan. Perusahaan
biasanya melakukan beberapa program untuk tetap memastikan tenaga
kerjanya senantiasa sesuai dengan perencanaan strategis perusahaan.
Diantaranya program tersebut adalah sebagai berikut :
a. Promosi,
yaitu proses pemindahan tenagan kerja ke posisi yang lebih tinggi secara
struktural dalam organisasi perusahaan.
b. Demosi,
yaitu penurunan tenaga kerja pada bagian kerja yang lebih rendah yang biasanya
disebabkan karena adanya penurunan kualitas tenaga kerja dalam
pekerjaannya.
c. Transfer, merupakan
upaya untuk memindahkan tenaga kerja kebagian yang lain, diharapkan tenaga
kerja tersebut bisa lebih produktif setelah mengalami proses transfer.
d. Separasi, merupakan
upaya perusahaan untuk melakukan pemindahan lingkungan kerja tertentu dari
tenaga kerja ke lingkungan yang lain.
2.2.5
Prinsip-Prinsip Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Ada
tiga prinsip dalam pengelolaan menejemen sumber daya manusia yaitu:
1. Orientasi
pada pelayanan, dengan berupaya memenuhi kebutuhan dan keinginan sumber daya
manusia di mana kecendurungannya sumber daya manusia yang puas akan selalu
berusaha meenuhi kebutuhan dan keinginan para konsumennya.
2. Membangun
kesempatan terhadap sumber daya manusia untuk berperan aktif dalam perusahaan,
dengan tujuan untuk menciptakan semangat kerja dan memotivasi sumber daya
manusia agar mampu penyelesaikan pekerjaan dengan baik.
3. Mampu
menemukan jiwa interpreneur sumber daya manusia perusahaan, yang mencakup:
a. Menginginkan
adanya akses ke seluruh sumber daya manusia perusahaan.
b. Berorientasi
pencapaian tujuan perusahaan.
c. Motivasi
kerja yang tinggi.
d. Responsif
terhadap penghargaan dari perusahaan.
e. Berpandangan
jauh ke depan.
f. Bekerja
secara terencana, terstruktur dan sistematis.
g. Bersedia
bekerja keras.
h. Mampu
menyelesaikan pekerjaan.
i.
Percaya diri yang tinggi.
j.
Berani mengambil resiko.
k. Memiliki
intuisi bisnis yang tinggi.
l.
Sensitif terhadap situasi dan kondisi, baik di
dalam maupun di luar perusahaan.
m. Mampu
menjalin hubungan kerja sama dengan semua pihak yang bersangkutan.
n. Cermat,
sabar dan kompromistis
BAB
III
PENUTUP
3.1
Simpulan
a.
Struktur organisasi menunjukkan kerangka
dan susunan perwujudan pola tetap hubungan diantara fungsi, bagian atau posisi
maupun orang-orang yang menunjukkan tugas, wewenang dan tanggung jawab yang
berbeda-beda dalam suatu organisasi.
b.
Unsur-unsur struktur organisasi yaitu
Spesialisasi aktivitas (Specialization of activities), Standarisasi
aktivitas (Standardization of activities), Koordinasi aktivitas (Coordination
of activities), Sentralisasi dan Desentralisasi pengambilan keputusan (Centralization
and Decentralization of decision making)
c.
Beberapa bentuk struktur organisasi
yaitu Bentuk Organisasi Lini (Line Organization), Bentuk Organisasi Lini
dan Staf (Line and staff organization), Bentuk Organisasi Fungsional,
Bentuk Organisasi Lini, Staf dan Fungsional, Bentuk Organisasi Komite.
d.
Jenis-jenis struktur organisasi yaitu
Struktur Organisasi Berdasarkan Fungsi, Struktur Organisasi Berdasarkan Produk/Pasar,
Struktur Organisasi Matriks.
e.
Langkah menyusun struktur organisasi
yang efektif yaitu Rancang Struktur Organisasi Perusahaan Sesuai Dengan Visi
Dan Misi, Rancang Struktur Organisasi Setelah
Merumuskan Bisnis, Pertimbangkan Bakat Serta Talenta
Pekerja, Pertimbangkan Umur Pekerja, Jelaskan kepada Perkerja Terkait Posisi
atau Jabatan Yang Mungkin Tidak Sesuai dengan Bakat Mereka, Berlakukan Self – Assesment Pada Pekerja, Buat
Struktur Organisasi Perusahaan yang Ramping
f.
Manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses
menangani berbagai masalah pada ruang lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer
dan tenaga kerja lainnya untuk dapat menunjang aktivitas organisasi atau
perusahaan demi mencapai tujuan yang telah ditentukan.
g.
Tujuan-tujuan MSDM terdiri dari empat tujuan, yaitu :
tujuan organisasional, tujuan fungsional, tujuan sosial dan tujuan personal.
h.
Secara garis besar proses manajemen SDM dibagi ke
dalam lima bagian fungsi utama yang terdiri dari Perencanaan Sumber daya
manusia (Human Resource Planning), Penyediaan Sumber Daya Manusia (Personal Procurement), Pengembangan
Sumber Daya Manusia (Personnnel
Development), Pemeliharaan Tenaga Kerja (Personnel
Maintanance), Pemanfaatan Sumber Daya Manusia (Personnel Utilization).
i.
Prinsip-prinsip pengelolaan sumber daya manusia yaitu,
Orientasi
pada pelayanan, Membangun kesempatan terhadap sumber daya manusia untuk
berperan aktif dalam perusahaan, Mampu menemukan jiwa interpreneur sumber daya
manusia perusahaan.
3.2
Saran
Setiap pimpinan
dalam suatu organisasi harus memperhatikan bagaimana struktur organisasi dan
manajemen sumber daya manusia dalam organisasi bisnisnya. Perhatian terhadap
kedua hal diatas sangat penting, terkait dengan kemajuan suatu organisasi
bisnis, karena melalui struktur organisasi akan terlihat jelas bagaimana garis
kordinasi dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya begitu pula dengan manajemen
SDM yang baik harus dilakukan agar menghasilkan sinergi yang baik antara
perusahaan dengan para karyawan. Maka dengan demikian akan mendukung pencapaian
tujuan perusahaan. Sehingga dalam suatu organisasi bisnis struktur organisasi
dan manajemen sumber daya manusianya harus jelas.
Comments
Post a Comment