AKUNTANSI PERHOTELAN “AKUNTANSI UTANG”

10.1.         PENDAHULUAN
Keperluan untuk operasional seperti bahan baku makanan, bahan dipakai habis, gaji karyawan, listrik, air, telepon, dan keperluan operasional lain dapat dipenuhi dengan tunai dan utang. Bila kondisi keuangan hotel memungkinkan semua keperluan tersebut dapat dipenuhi dengan kas. Pada kenyataannya, tidak semua keperluan tersebut dapat dipenuhi dengan tunai karena hotel juga tidak mendapatkan kas dari penjualan produk dan jasa kepada tamunya. Untuk dapat memenuhi keperluan operasional, hotel dapat menangguhkan pembayaran tersebut dengan sumber utang. Utang untuk keperluan jangka pendek, yang harus diselesaikan dalam jangka waktu setahun, memiliki istilah teknis utang jangka pendek atau utang dagang. Pengelolaan utang dagang berhubungan dengan bagian back office karena terkait dengan rekanan. Rekanan hotel sebagai kreditur hotel harus pula mendapatkan layanan yang baik agar tidak menjadi masalah potensial untuk produk dan jasa yang ditawarkan oleh hotel. Manajemen hotel, yang diawali oleh bagian utang (payables), harus mengadakan komunikasi dan jadwal pembayaran yang baik sehingga di dapat hubungan dan jaringan kerja yang baik antara hotel dengan rekanan. Untuk utang jangka panjang, porsi utang jangka panjang yang jatuh tempo periode akuntansi berjalan merupakan utang jangka pendek dan bunga yang jatuh tempo harus pula mendapatkan perhatian manajemen. Dengan pengelolaan utang dagang dan utang jangka panjang yang sungguh-sungguh, diharapkan hotel dapat menerapkan dan memiliki jejaring kerja yang baik sehingga tujuan dapat dicapai dengan maksimal.
10.2.         PENGERTIAN UTANG
            Utang merupakan kewajiban hotel kepada pihak ketiga (kreditur). Dari sisi waktu jatuh tempo, utang dapat diklasifikasikan menjadi :
a.       Utang Jangka Pendek
Utang jangka pendek adalah utang yang jatuh tempo kurang dari setahun.
Contohnya : Utang dagang, Utang Pajak PBB
b.      Utang Jangka Panjang
Utang jangka panjang adalah utang yang jatuh tempo lebih dari setahun.
Contohnya : Utang Bank Jangka Panjang.

10.3.         UTANG DAGANG
Utang dagang merupakan utang jangka pendek yang harus diselesaikan dalam jangka waktu satu tahun. Lazimnya, yang dikategorikan sebagai utang dagang terutama adalah untuk kebutuhan operasional hotel seperti bahan makanan dan minuman, bahan dipakai habis untuk tamu, pembersih, pemeliharaan dan lainnya.
10.4.         UTANG JANGKA PANJANG
      Utang jangka panjang merupakan salah satu sumber pendanaan untuk memenuhi kebutuhan modal bagi hotel. Utang jangka panjang jatuh tempo lebih daripada satu tahun. Namun demikian, dalam perjalanan pelunasan utang jangka panjang, ada porsi utang yang jatuh tempo tahun akuntansi berjalan. Porsi utang jangka panjang yang jatuh tempo periode akuntansi berjalan dan bunga yang harus dibayar diperlakukan sebagai utang jangka pendek. Untuk pengelolaan utang jangka panjang, dibuatkan jadwal pelunasan utang jangka panjang yang lazim disebut amortization scheduleof long term debt.
10.5.        PENGAKUAN UTANG
Utang terjadi karena hotel tidak bisa segera menyelesaikan pembayaran untuk barang atau jasa yang didapat dari kreditur atau, dengan kata lain, pembayaran akan dilakukan beberapa waktu kemudian. Utang dagang diselesaikan dalam waktu setahun, sedangkan utang jangka panjang lebih daripada setahun.
Utang dagang diakui setelah barang atau jasa pihak ketiga diterima oleh hotel melalui bagian penerimaan. Bagian penerimaan akan membuat laporan penerimaan barang yang sesuai dengan jumlah barang yang diterima dan harga yang sama pada order pembelian hotel. Dengan kata lain, utang dagang diakui setelah barang diterima oleh hotel melalui bagian penerimaan dengan dokumen pendukung yang lengkap dan andal sesuai dengan prosedur pembelian/pengadaan barang yang diterapkan oleh hotel. Adapun utang jangka panjang diakui setelah kontrak ditandatangani dan kedua belah pihak, hotel dan kreditur, sepakat mengenai tanggal pemberian dana yang diperlukan.     
10.6 Kartu Utang
Kartu utang merupakan kartu untuk membukukan utang atau tagihan setiap kreditur. Dengan perkataan lain, setiap kreditur memiliki satu kartu. Bila saldo semua kartu utang dijumlahkan maka akan didapatkan jumlah utang dagang hotel. Untuk pengendalian utang dagang dan pelaksanaan periksa internal, jumlah utang dagang yang ada pada fungsi utang (payables) harus sama dengan jumlah yang ada pada fungsi kasir umum,yaitu pada jumlah yang dibayarkan. Contoh isian kartu utang seperti Gambar 10.1.

KARTU UTANG
Toko MNK
Jln. Anggrek 805
Denpasar. Telepon 0361 777777
Tgl
No. Bukti
Keterangan
Debet
Kredit
Saldo
2/5/07
0072098
Daging ayam segar 150 kg

3.750.000

30/5/07
2/VI/0/07
Pembayaran daging ayam
2.500.000

1.250.000
dst












GAMBAR 10.1 Contoh isian kartu utang
Sistem voucher diterapkan untuk lebih memudahkan mengendalikan transaksi keuangan. Setiap utang dagang yang akan dibayar harus dicatat pada voucher pembayaran. Pembayaran utang dagang pada rekanan (kreditur) harus dlakukan dengan cermat sehingga setiap kreditur mendapatkan pembayaran tepat waktu sesuai perjanjian. Pelaksanaan pembayaran yang sesuai perjanjian dapat meningkatkan hubungan dagang yang baik dengan pihak rekanan. Hubungan yang baik tersebut harus diciptakan dengan cara memenuhi kewajiban sesuai perjanjian sehingga rekanan memberikan layanan yang baik pula kepada hotel.
Sebelum pembayaran utang dilakukan oleh fungsi terkait (general cashier) , voucher pembayaran harus disiapkan terlebih dahulu. Bagian utang menyeleksi utang dagang yang harus mendapatkan prioritas. Voucher pembayaran yang disiapkan seperti contoh Gambar 10.2.
VOUCHER PEMBAYARAN
NO.: 2/VI/U/07
Dibayar kepada : Toko MNK
Jalan Anggrek 805, Denpasar
PEMBAYARAN

CEK DITERIMA OLEH
TGL
NO. REK
JUMLAH
NAMA
Dita
30/5/07
012845
Rp 2.500.000
TGL
21/5/07



TANDA TANGAN


TGL
KETERANGAN
JUMLAH
2/5/07
0072098
Rp 3.750.000







DISIAPKAN OLEH :
Manuk
TGL.: 29/5/07
DIPERIKSA OLEH :
Aga
TGL.: 29/5/07
DISETUJUI OLEH :
Ogie
TGL.: 29/5/07
GAMBAR 10.2 Contoh isian voucher pembayaran
10.7 Pembukuan Utang Dagang
            Utang dagang dibukukan setelah dokumen-dokumen pendukung yang andal lengkap sesuai dengan ketentuan hotel. Utang dagang dibukukan pertama kali pada jurnal pembelian atau lazim disebut register voucher. Pada jurnal register vouncher , semua utang dagang dibukukan pada kolom kredit, sedangkan pada kolom debet dibukukan persediaan bahan makanan, minuman, bahan dipakai habis dan persediaan lain. Contoh isian jurnal register voucher seperti berikut :
Tgl
(1)
Nama
(2)
No. V. Pemb.
(3)
No. Cek
(4)
Jumlah
(5)
Utang Dagang (6)
dr
kr
2/5/07
Toko MNK
-
-
3.750.000
-
3.750.000
30/5/07
Toko MNK
No. 2/VI/U/07
012845
2.500.000
2.500.000
-







Gambar 10.3 contoh isian jurnal register voucher
Utang Jangka Panjang (7)
Pers. Barang (8)
Aktiva tetap (9)
Lain-lain
(10)
Keterangan (11)
dr
kr




-
-
3.750.000
-
-
-






Gambar 10.3 Lanjutan
10.8 Pembukuan Utang Jangka Panjang
            Porsi utang jangka panjang yang jatuh tempo periode ini serta bunga yang harus dibayar diperlakukan sebagai utang jangka pendek. Bila hotel harus mennyelesaikan porsi utang jangka panjang yang jatuh tempo periode berjalan maka utang ini harus dibukukan pada jurnal register voucher.  
           
Pokok+bunga
Pokok+bunga
Pokok+bunga
Pokok+bunga
Pokok+bunga
0                      1                         2                            3                         4                    5           
Gambar 10.4 garis waktu utang jangka panjang
            Dari gambar  diatas, dapat dinyatakan bahwa utang jangka panjang yang jatuh tempo pada akhir tahun kelima harus diselesaikan setiap akhir tahun. Jadi, pada akhir tahun satu harus dibayar porsi pokok pinjaman dan biaya bunga pinjaman. Kondisi yang sama berlaku untuk akhir tahun 2,3,4 dan 5.
            Sebagai ilustrasi, hotel memiliki utang jangka panjang yang jatuh tempo untuk jangka 5 tahun. Jumlah pokok utang Rp 100.000.000 dan bunga per tahun 12% atau 1% tiap bulan. Porsi pokok utang jangka panjang yang harus dibayar setiap tahun Rp 20.000.000 ditambah biaya bunga 12%. Pembayaran dengan jumlah tetap per tahun disebut anuitet. Besaran cicilan pokok dan bunga ditentukan dengan formula anuitet :
NILAI TUNAI ANUITET = PEMBAYARAN (FAKTOR DISKONTO ANUITET)
            Bila nilai tunai sekarang Rp 100.000.000, waktu jatuh tempo= 5 tahun dan bunga per tahun 12% maka faktor diskonto anuitet untuk 5 tahun adalah 12% = 3,6048 yang didapat dari tabel bunga pada buku-buku manajemen keuangan. Pokok pinjaman sebesar Rp 100.000.000 dibagi 3,6048 sehingga akan didapat jumlah cicilan setiap tahun yang mencakup cicilan pokok pinjaman dan biaya bunga = Rp 27.740.790.05 dan dibulatkan menjadi Rp 27.740.790. Jadwal pembayaran utang jangka panjang seperti Tabel 10.1 dibawah ini        
Tahun
Jumlah Cicilan
Pokok Pinjaman
Biaya Bunga
Saldo Pinjaman
1
27.740.790
15.740.790
12.000.000
84.259.210
2
27.740.790
17.629.685
10.111.105
66.629.525
3
27.740.790
19.745.247
7.995.543
46.884.278
4
27.740.790
22.114.677
5.626.113
24.769.601
5
27.741.953
24.769.601
2.972.352
0
Jumlah
138.705.113
100.000.000
38.705.113


            Dari table 10.1 di atas dapat ditentukan biaya bunga pada tahun 1sebesar 12% x Rp100.000.000 = Rp12.000.000. cicilan untuk pokok pinjaman sebesar Rp27.740.790 – Rp12.000.000 =Rp15.740.790. Untuk tahun 2, biaya bunga sebesar 12% x (Rp100.000.000 – Rp15.740.790) = Rp10.111.105. Untuk tahun 3 sampai dengan 5, perhitungannya diterapkan cara yang sama seperti pada tahun 2. Pada tahun ke 5 jumlah cicilan dibulatkan ke atas sebagai komponen pembulatan tahun 1 sampai dengan 4. Bila pembayaran setiap bulan maka jadwal pembayaran utang jangka bulanan seperti table 10.2 di bawah ini.
Bulan
Jumlah Cicilan
Pokok Pinjaman
Biaya Bunga
1
Rp. 2.311.730
Rp.1.311.730
Rp.1.000.000
2
Rp. 2.311.730
Rp.1.311.730
Rp.1.000.000
3
Rp. 2.311.730
Rp.1.311.730
Rp.1.000.000
4
Rp. 2.311.730
Rp.1.311.730
Rp.1.000.000
5
Rp. 2.311.730
Rp.1.311.730
Rp.1.000.000
6
Rp. 2.311.730
Rp.1.311.730
Rp.1.000.000
7
Rp. 2.311.730
Rp.1.311.730
Rp.1.000.000
8
Rp. 2.311.730
Rp.1.311.730
Rp.1.000.000
9
Rp. 2.311.730
Rp.1.311.730
Rp.1.000.000
10
Rp. 2.311.730
Rp.1.311.730
Rp.1.000.000
11
Rp. 2.311.730
Rp.1.311.730
Rp.1.000.000
12
Rp. 2.311.790
Rp.1.311.760
Rp.1.000.000
Jumlah
Rp.27.740.790
Rp.15.740.790
Rp.12.000.000
           
Pada table di atas untuk bulan 12, jumlah pembayaran tidak sama dengan bulan-bulan sebelumnya sebagai akibat dari pembulatan setiap bulan. Hal terpenting yang harus diperhatikan yaitu bahwa jumlah pembayaran pada tahun 1 sama dengan jadwal pembayaran pada table 10.1 di atas. Dari table 10.1 di atas, dapat di kaji bahwa dengan menerapkan faktor diskonto untuk jadwal pembayaran utang jangka panjang, didapatkan pola pembayaran pokok cicilan yang makin meningkat setiap tahun, sebaiknya pada suku bunga makin menurun setiap tahun. Bila suku bunga dibayar dengan jumlah tetap besar 12% setiap tahun maka jadwal pembayaran untuk utang jangka panjang dengan jumlah pinjaman Rp100.000.000 seperti table 10.3 di bawah ini


Tabel 10.3
Tahun
Jumlah Cicilan
Pokok Pinjaman
Biaya Bunga
Saldo Pinjaman
1
Rp.32.000.000
Rp.20.000.000
Rp.12.000.000
Rp.80.000.000
2
Rp.32.000.000
Rp.20.000.000
Rp.12.000.000
Rp.60.000.000
3
Rp.32.000.000
Rp.20.000.000
Rp.12.000.000
Rp.40.000.000
4
Rp.32.000.000
Rp.20.000.000
Rp.12.000.000
Rp.20.000.000
5
Rp.32.000.000
Rp.20.000.000
Rp.12.000.000
0
Jumlah
Rp.160.000.000
Rp.100.000.000
Rp.60.000.000


Contoh Artikel
Mengenal posisi kerja sebagai staff Hutang di hotel
            Hotelier.co.id staff hutang atau yang biasa disebut Account Payable Staff ( AP Staff) adalah salah satu posisi kerja yang terdapat di departement Accounting di hotel.  Pekerjaan utama seorang staff AP adalah memanajemeni hutang . Lalu, apa saja pekerjaan staff AP itu?
Pekerjaan seorang staff AP adalah sebagai berikut
  1. Menerima dan memproses surat tagihan dari Supplier atau pihak kreditur
  2. Melakukan pelunasan hutang ke Supplier atas Pembelian barang kebutuhan hotel secara kredit dengan persetujuan Accounting Manager.
  3. Memastikan tidak adanya hutang milik hotel yang melebihi jatuh tempo
  4. Bersama Cost Controll melakukan pengawasan terhadap pembelian secara kredit agar tidak terjadi over budget
  5. Mencatat transaksi pembelian secara kredit dan pencatatan utang unit hotel
  6. Memeriksa kebenaran dan validitas nominal faktur pembelian ataupun invoice dari Supplier.
  7. Mencocokkan data pembelian dari Purchaser, data penerimaan barang dari Receiver (bagian penerima barang) dengan nota dari supplier.
  8. Menggolongkan hutang-hutang milik hotel berdasarkan nama kreditur untuk memudahkan pengawasan dan pelunasan hutang
  9. Melakukan closing pencatatan hutang secara bulanan (Monthly)
            Itulah beberapa pekerjaan yang harus dilakukan oleh seorang Staff AP atau staff Hutang ini. Tentu saja hutang yang dicatat adalah hutang yang berasal dari transaksi pembelian secara kredit untuk memenuhin kebutuhan hotel bukan hutang yang timbul dari transaksi pembelian secara kredit yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan personal seperti contoh : General Manager membeli TV Plasma 32 Inch untuk rumah pribadinya secara kredit melalui salah satu supplier hotel , Hutang yang timbul dari transaksi pembelian tersebut tidak dimasukkan ke dalam hutang hotel, karena transaksi tersebut bukan untuk pemenuhan kebutuhan hotel.
            Jadi didalam melakukan pencatatan Hutang, sebaiknya seorang staff AP mengetahui tujuan dan kegunaan dari transaksi pembelian tersebut apakah untuk pemenuhan kebutuhan diri sendiri atau pemenuhan kebutuhan unit hotel sehingga tidak terjadi salah pembukuan yang bisa mengakibatkan hutang hotel menjadi meningkat.

10 Langkah Pencatatan Transaksi Pembelian Kredit
            Hotelier.co.id–tidak semua transaksi pembelian untuk memenuhi kebutuhan hotel dilakukan secara tunai atau cash, untuk transaksi yang jumlahnya puluhan juta hingga ratusan juta biasanya dilakukan secara Kredit. Mengapa demikian? Transaksi pembelian secara kredit dilakukan untuk menjaga aliran kas ( cash flow) unit hotel sehingga  kas yang seharusnya digunakan untuk membayar tunai transaksi pembelian tersebut bisa dialokasikan ke pos pembayaran yang lain seperti pembayaran utilitas ( listrik, PDAM,telepon, dan internet).
Didalam mencatatkan transaksi pembelian secara kredit terdapat langkah-langkah yang dilakukan oleh seorang staff utang atau Account Payable Staff.   Langkah-langkah pencatatan hutang milik hotel :
Langkah pertama : Alur transaksi pembelian barang dimulai oleh bagian purchasing, Purchasing membuat Purchase Order untuk dikirimkan ke Supplier. Purchase Order tersebut memuat termin pembayaran seperti n/30 ( dibayar setelah 30 hari), atau n/15 (dibayar setelah 15 hari)
Langkah kedua : Supplier kemudian mengirimkan barang beserta lampiran nota (nota tembus)
Langkah ketiga : Barang yang dikirim oleh supplier selanjutnya diterima oleh bagian penerima barang untuk diverifikasi dengan standar barang hotel. Apabila kualitas barang tersebut sesuai dengan Standar kualitas barang , Receiver atau penerima barang akan membuatkan Receiving Report atau laporan penerimaan barang.
Langkah keempat : Nota tembus dari Supplier, Purchase Order dari Purchaser, dan Receiving Report dari Receiver kemudian diserahkan ke Cost Control untuk diverifikasi kevalidan data dan nilai uang transaksi tersebut.
Langkah kelima : Setelah Cost Control melakukan verifikasi, 3 Dokumen diatas kemudian diserahkan ke bagian hutang dalam hal ini Staff Account Payable untuk dilakukan pencatatan dan pembukuan
Langkah keenam : Staff Account Payable tersebut akan membuat jurnal transaksi pembelian kredit
Langkah ketujuh : Staff Account Payable kemudian mencatatkan transaksi tersebut pada AP mutation atau mutasi hutang pada buku pembantu utang.
Langkah Kedelapan : Setelah melakukan penjurnalan dan pencatatan pada buku pembantu, langkah selanjutnya adalah membuat schedule pembayaran / pelunasan hutang
Langkah kesembilan : 3 Dokumen diatas( Receiving Report, Purchase Order, dan Nota tembus dari Supplier) kemudian diarsipkan oleh staff AP sampai waktu pelunasan.
Langkah kesepuluh : Diakhir bulan, staff Account Payable akan melakukan closing atau penutupan transaksi hutang sehingga muncul pada neraca (balance sheet) jumlah hutang yang harus dilunasi oleh unit hotel
Itulah 10 langkah pencatatan transaksi hutang oleh staff Account Payable sehingga transaksi hutang tersebut tertera pada neraca keuangan ( Balance Sheet).  Data dari neraca keuangan (balance sheet ) itulah yang akan menjadi pedoman untuk membuat analisa laporan keuangan yang merupakan salah satu pedoman untuk menilai dan mengukur kinerja pengelola hotel.
CONTOH KASUS ARTIKEL TENTANG AKUNTANSI UTANG DI PERHOTELAN
Hotel Bintang Lima di Bandung Ini Utang Pajak Rp 14 Miliar
RABU, 04 MEI 2016 | 21:29 WIB
TEMPO.COBandung - Grand Royal Panghegar Hotel kedapatan menunggak pajak sejak tahun 2014 lalu. Dinas Pelayanan Pajak (Disyanjak) Kota Bandung mencatat, tunggakan pajak hotel bintang lima tersebut mencapai Rp 14 miliar.
"Utang pajak hotel Grand Royal Panghegar jumlahnya Rp 14 miliar," kata Kepala Bidang Pengendalian Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung, Apep Insan saat ditemui di ruangannya, Kamis, 4 Mei 2016.
Sebenarnya, sambung Apep, Grand Royal Panghegar Hotel setiap bulan selalu memenuhi kewajiban membayar pajak hotel. Namun, pembayarannya selalu kurang hingga terakumulasi jumlahnya mencapai Rp. 14 miliar. "Utang bukan berarti tidak bayar, tapi ada kekurangan," beber Apep.
Pada Kamis pagi, pihak Disyanjak sebenarnya akan melakukan penindakan berupa penempelan stiker dan pemasangan reklame di depan hotel. Stiker dan reklame yang terpampang tersebut akan menjelaskan jika hotel tersebut menunggak pajak.
Selain itu, Disyanjak juga akan melakukan tagihan paksa kepada Grand Royal Panghegar Hotel. Namun hal tersebut batal dilaksanakan karena pihak Grand Royal Panghegar Hotel melampirkan surat Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) yang dikeluarkan pengadilan pada Senin, 2 Mei 2016 dengan nomor surat 37/Pdt.Sus/PKPU/2016/PN.Niaga serta surat bernomor 38/Pdt.Sus/PKPU/2016/PN.Niaga yang sekaligus menyatakan penundaan pembayaran utang pajak bumi dan bangunan (PBB) apartemen Grand Royal Panghegar sebesar Rp. 2 miliar kepada Pemerintah Kota Bandung.
Apep mengatakan, sesuai Undang-undang nomor 37 tahun 2004 tentang kepailitan, pemerintah tidak bisa menyegel atau memaksa kreditur yang menunggak pajak selama 45 hari setelah putusan penundaan pembayaran pajak keluar. "Bukan berarti gagal atau batal ditindak, kita mematuhi perundang-undangan yang ada agar langkah kita tidak bertentangan," ucapnya.
Apep berharap Grand Royal Panghegar hotel dan apartemen bisa membayar pajak setelah 45 hari. Apabila tidak juga mampu membayar, Disyanjak akan menunggu kembali putusan pengadilan yang menyatakan PT Panghegar grup pailit. Nantinya, pembayaran akan dilunasi oleh hasil lelang dan penjualan objek pajak yang menunggak.
Ditemui terpisah, Sulhan, Public Relation Group Panghegar mengakui jika pihaknya menunggak pajak kepada Pemerintah Kota Bandung. "Kita memang ada penunggakan pajak karena kita juga tengah mengalami penurunan pendapatan," ujar Sulhan.
Sulhan memastikan pihaknya akan membayar tunggakan pajak kepada Pemerintah Kota Bandung setelah 45 hari terhitung mulai Senin, 2 Mei 2016. Menurut dia, Grand Royal Panghegar Hotel tengah melakukan restrukturisasi dan mencari investor untuk melunasi utang-utang yang dimiliki.
"Akan dibayarkan segera karena sudah ada investor yang berminat. Tapi utang kita tidak sebanyak yang disebutkan oleh Dinas Pelayanan Pajak," katanya.


REFERENSI:
Wirasha, IBM. 2010. Akuntansi Perhotelan - Penerapan Uniform System of           Accounts Ledging Industry. Yogyakarta: CV Andi.
Prima Perdana, Putra. 2016. Hotel Bintang 5 di Bandung ini Utang Pajak Rp 14     Miliar. https://m.tempo.co/read/news/2016/05/04/090768507/hotel- bintang-lima-di-bandung-ini-utang-pajak-rp-14-miliar. Diakses tanggal 05      Mei 2017.
Satria Utama, Galih. 2017. Mengetahui Jenis-Jenis Liabilitas Hotel. Diakses pada   http://hotelier.co.id/mengetahui-jenis-jenis-liabilitas-hotel/ tanggal 16 Mei       2017.

Satria Utama, Galih. 2017. 10 Langkah Pencatatan Transaksi Pembelian Kredit.    Diakses pada             http://hotelier.co.id/10-langkah-pencatatan-transaksi-            pembelian-kredit/ tanggal 16 Mei 2017.

Comments

Popular Posts